INDOPOS.CO.ID – Investasi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di wilayah kepulauan menjadi pertimbangan utama. Gambaran ini terlihat jelas ketika banyak daerah yang gagal memanfaatkan kekayaan alamnya untuk kesejahteraan masyarakat.
Misalnya Nias Barat yang memiliki sumber daya alam laut, perkebunan, dan pertanian yang melimpah, potensinya besar, namun angka kemiskinan akan mencapai 25 persen pada tahun 2020. Ironi ini terjadi karena kurangnya kualitas sumber daya manusia yang mampu memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki. potensi.
“Kita akui, SDM lokal yang berkualitas dan mampu memanfaatkan sumber daya alam belum ada. “Oleh karena itu kami berusaha mencari solusi dengan mengirimkan putra-putri kami ke berbagai perguruan tinggi negeri atau swasta untuk menimba ilmu agar sumber daya alam dapat kita manfaatkan untuk mengubah nasib generasi di Nias Barat ini,” kata bupati asal Nias Barat ini. Barat. Nias, Khenoki Waruwu saat mendapat informasi Universitas Parahyangan Bandung dan Institut Seni Indonesia Surakarta akan melanjutkan kerja sama dengan Pemkab Nias Barat pada tahun 2024.
Menurut Bupati Nias Barat, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Nias Barat, April Imelda Juita Hia, beberapa perguruan tinggi sudah menjajaki kerja sama agar putra-putri Nias Barat dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat. Dalam mengembangkan dan memaksimalkan hasil alami di masa depan.
“Tidak hanya kerja sama penelitian hasil alam, kami juga ingin kerja sama pengembangan seni budaya yang menjadi identitas daerah. Sebab seni budaya yang ada di Kabupaten Nias Barat hingga saat ini belum tereksplorasi secara maksimal. “Hal inilah yang mendasari kegiatan door to door yang kami lakukan,” kata perempuan yang akrab disapa Imelda yang menjajaki kerja sama dengan Universitas Parahyangan Bandung pada Selasa (11/7/2023) dan ISI Surakarta, Kamis. (11 September 2023).
Di dua kampus yang dikunjunginya, Imelda sangat berharap mampu mendukung pemerintah daerah dalam melahirkan generasi pemimpin daerah penerus yang siap membangun Nias Barat.
“SDM kita memang perlu dididik dan diberi pengalaman agar bisa mengubah nasibnya. Karena kita juga kurang puas dengan prediksi angka kemiskinan yang tinggi padahal perkebunan, pertanian, dan perikanan kita luas. “Seni budaya kita kaya, tapi perlu dibina dan dibina, sehingga kita tidak segan-segan datang ke daerah yang lebih maju agar kita juga bisa maju,” jelas Imelda.
Dalam kunjungannya ke ISI Surakarta, Imelda beserta rombongan dari Nias Barat diterima oleh Prof. dr. Bambang Sunarto, S.Sen.,M.Sn, Wakil Rektor Bidang Akademik ISI Surakarta. Beliau mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan kerjasama yang akan terjalin dengan ISI Surakarta.
“Kami berharap dapat bekerja sama dalam mengirimkan pemuda-pemuda lokal untuk belajar di ISI Surakarta melalui seleksi mandiri. “Kami sangat senang apabila ada pihak-pihak yang berkepentingan yang ingin menjalin kerjasama dengan ISI Surakarta. Kami berharap hal ini dapat dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Bupati Kabupaten Nias Barat dengan Rektor ISI Surakarta, serta pada acara tersebut sekaligus berharap ke depan ada langkah-langkah dan penganggarannya,” kata Prof Bambang.
Dalam kesempatan yang sama, Eko Supriyanto, Ketua PUI-PT CARE ISI Surakarta menyampaikan bahwa ISI Surakarta banyak menjalin kerjasama dengan berbagai daerah di Indonesia. ISI Surakarta memiliki PUI PT CARE yang merupakan satu-satunya di Indonesia. Pembangunan daerah dan inovasi daerah menjadi tujuan ISI Surakarta dan daerah yang pernah bekerjasama antara lain: Maluku Utara, NTT, Belu, Kupang, Jawa Tengah (seperti Blora, Ponorogo dan Banyuwangi).
“ISI Surakarta sangat percaya dengan potensi daerah dan dengan senang hati memberikan bantuan dalam pemajuan seni budaya daerah sebagai wacana yang lebih luas atau lebih tepatnya penguatan kebudayaan,” kata Eko saat bercerita tentang dinamika dan awal berdirinya. pertemuan. bersama Kabupaten Nias Barat, bermula dari kisah kurasi tari persiapan HUT RI 2023 di Istana Negara pada Agustus lalu. (TIDAK)
Quoted From Many Source